Kalimat itu pernah disampaikan oleh seorang sahabat terhadapku. Dikala sore hari di depan kosannya dan tidak mengikuti perkuliahan
heuheu
Seiring berjalannya waktu, aku pikir kalimat itu benar adanya. Jika hidup di dunia ini seperti sedang melakukan perjalanan yang panjang. Layaknya sedang diperjalanan, kadang ada bosen, ada mogok pada kendaraan , berhenti istirahat ngrokok dan ngopi atau hal lainnya.
Tahun 2020
Tahun angka kembar.
Pada awalnya kupikirir ini tahun yang sama saja seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana hidup hanya sekedar menikmati rokok dan kopi. heuheu
Ternyata, ada yang berbeda di tahun 2020 ini. Layaknya perjalanan, ditahun 2020 ada sukadan dukanya. Duka yang paling kuingat adalah kehilangan nenek yang mengasuhku dulu waktu kecil, dan paman yang menemaniku bermin dikala kecil dulu. Hanya terpaut 7 hari, mereka berdua dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Dan yang paling kusesalkan adalah aku tidak ada disisi mereka ketika mereka berdua tiada.
Diawal-awal tahun, tidak ada yang spseial. Hingga pertengahan tahun terjadi pandemi Virus covid-19. dan semua manusia bingung. Usaha-usaha gulung tikar, PHK dimana-mana dan semua orang tidak berani dan tidak diperbolehkan keluar dari rumah. Semua pekerjaan dikerjakan di rumah. Sekolah-sekolah tutup. Namun aku berusaha tetap bersyukur.
Apapun yang diberikan Tuhan, harus disyukuri. Mungkin dengan adanya virus covid ini, bumi akan istirahat sejenak. Emisi gas karbon berkurang karena pabrik-pabrik tutup dan kendaraan bermotor tidak keluar sehingga udara disekitar menjadi sejuk. Hal kecil yang entah mengapa harus kusyukuri.
Dan dari suka duka itu semua, ada sesuatu hal yang tak terduga. Aku mengenal seseorang yang tak terduga, dan bernama Sekar. Sekar itu bunga, bunga yang cantik, dan semua orang menginginkannya. Dan aku berpikir, jika memang benar adanya jika Tuhan sedang mengutus bidadari untuk turun ke bumi. heuheu.
Namun diawal, aku tidak seperti manusia-manusia yang lain. Bunga memang cantik, namun aku tidak peduli. Bahkan aku cenderung benci. Dan aku tidak tahu alasan mengapa aku benci. Mungkin kupikir, bunga sedang tidak berada pada tempat yangg semestinya. Dan palng kubenci dari dirinya pada suatu waktu yang tak kuketahui, aku mencintainya. Lalu aku bodoh di depannya. Dan aku diam.
"Segunung apapun diamku, tak pernah dapat kumengerti mengapa kumencintaimu, kekasih".
Dan dari semua perjalananku di 2020, dan aku mengenal Sekar, aku dapat pelajaran bahwa sumber dari jodoh, mati dan rejeki itu adalah Tuhan. Dimana kendarannya adalah CINTA dan jalannya adalah PASRAH.
Terimakasih 2020, terimakasih semua orang dan terimakasih Sekar.
Aku Lala Padamu.
Komentar
Posting Komentar