Langsung ke konten utama

Belum Menikah Adalah Minoritas


“Hei, anak si itu uda menikah lho, kamu kapan?”. Nah, kalimat itu sering didengar di lingkungan sosial kita. Pertanyaan “kamu kapan?” itu sering dipertanyakan seiring seseorang belum mencapai tingkatan yang sama dengan orang lain disekitar. Dan menikah adalah salah satu dari semua pertanyaan “kamu kapan” tersebut. Tidak enak, seakan orang lain menghakimi apa yang menjadi piihan hidup seseorang. Padahal waktu seseorang tidak sama dengan seorang yang lain. Dan tentang menikah dan belum menikah, sepertinya belum menikah adalah sebuah minoritas. Sehingga seorang yang belum menikah adalah seseorang yang mengalami kesepian pada sebuah keramaian.

Pada lingkungan keluarga, seorang yang belum menikah akan selalu ditanya oleh sanak saudaranya. Sehingga tercipta suasana tidak nyaman pada lingkungan keluarga. Di lingkungan pertemanan, seorang yang belum menikah akan sulit menemukan teman “ngopi”. Karena banyak teman yang sudah menikah, susah untuk diajak “ngopi”. Dan ada perasaan “sungkan” untuk mengajak “ngopi”teman yang sudah menikah. Karena perasaan sungkan itulah maka seseorang yang belum menikah merasa kesepian (sepi dalam keramaian). Saat berkumpul, seseorang yang belum menikah akan sulit menemukan bahasan obrolan. Karena pada saat itu obrolan mereka-mereka akan berputar pada masalah keluarga, anak dan sebagainya. Maka dari itu, seseorang yang belum menikah akan lebih nyaman berkumpul dengan orang-orang yang belum menikah atau berkumpul dengan teman yang saat berkumpul tidak hanya membahas mengenai persoalan keluarga dan atau anak.

Pada intinya, sudah atau belum menikah itu pilihan. Jangan pernah menghakimi mengenai pilihan seseorang. Waktu seseorang menikah tidak sama dengan seseorang yang lain. Mungkin yang belum menikah, masih mengejar kebahagiaan yang lain. Jangan pernah sok tau dengan kehidupan seseorang. Apalagi memberi saran dengan embel-embel agama.

Sekian.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bunga Penutup Tahun

Hidup adalah perjalanan Kalimat itu pernah disampaikan oleh seorang sahabat terhadapku. Dikala sore hari di depan kosannya dan tidak mengikuti perkuliahan heuheu Seiring berjalannya waktu, aku pikir kalimat itu benar adanya. Jika hidup di dunia ini seperti sedang melakukan perjalanan yang panjang. Layaknya sedang diperjalanan, kadang ada bosen, ada mogok pada kendaraan , berhenti istirahat ngrokok dan ngopi atau hal lainnya. Tahun 2020 Tahun angka kembar. Pada awalnya kupikirir ini tahun yang sama saja seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana hidup hanya sekedar menikmati rokok dan kopi. heuheu Ternyata, ada yang berbeda di tahun 2020 ini. Layaknya perjalanan, ditahun 2020 ada sukadan dukanya. Duka yang paling kuingat adalah kehilangan nenek yang mengasuhku dulu waktu kecil, dan paman yang menemaniku bermin dikala kecil dulu.  Hanya terpaut 7 hari, mereka berdua dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Dan yang paling kusesalkan adalah aku tidak ada disisi mereka ketika mereka berdua tiada. Diawa

Tidurku Miring Kanan ~ Sebuah Puisi

Tidurku miring kanan... Susah lelapku malam ini Tidak sudikah engkau menyapa, pada hangatnya tembok kamar Kuperhatikan semakin ramai malam Ramai dengan rayuan kepalsuan Ohh,, tidurku miring kanan.. Semoga engkau terlelap jauh dalam hembusan angin malam Matamu yang terlelap tanpa rayuan Sudah lamakah kau bersamanya ? Dalam relung tiada kepastian Kuberharap,,iya kuberharap Tiada dia dan engkau yang akan menjadi kalian Kuberharap,,tidurku miring kanan Amin

Pelangi-Pelangi Dunia Pendidikan

...mencerdaskan kehidupan bangsa.. Berikut merupakan penggalan kalimat yang ada di alinea ke-4 (empat) Pembukaan UUD 1945. Salah satu tujuan negara Indonesia ini berdiri ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, para orang-orang tua berpikiran bahwa cerdas harus melalui jalan pendidikan kelas-kelas di sekolah. Setidaknya itulah yang membuat sekolah saat ini mahal.  Namun, sebenarnya pemerintah sudah melakukan program-progam yang setidaknya membuat biaya sekolah anak-anak murah bahkan gratis (program wajib belajar 9 tahun). Bahkan baru-baru ini, pemerintah yang sekarang membuat program terbaru, yaitu dengan adanya program wajib belajar 12 tahun (program yang katanya lebih baik dari program sebelumnya). Namun kenyataannya sama saja. Semua harus membayar !! Namun jangan berpikir negatif dulu terhadap pemerintah. Pemerintah juga membuat dana bantuan bagi siswa yang TIDAK MAMPU. Program tersebut tidak lain dan tidak bukan dana pendidikan bagi siswa yang