Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Belum Menikah Adalah Minoritas

“Hei, anak si itu uda menikah lho, kamu kapan?”. Nah, kalimat itu sering didengar di lingkungan sosial kita. Pertanyaan “kamu kapan?” itu sering dipertanyakan seiring seseorang belum mencapai tingkatan yang sama dengan orang lain disekitar. Dan menikah adalah salah satu dari semua pertanyaan “kamu kapan” tersebut. Tidak enak, seakan orang lain menghakimi apa yang menjadi piihan hidup seseorang. Padahal waktu seseorang tidak sama dengan seorang yang lain. Dan tentang menikah dan belum menikah, sepertinya belum menikah adalah sebuah minoritas. Sehingga seorang yang belum menikah adalah seseorang yang mengalami kesepian pada sebuah keramaian. Pada lingkungan keluarga, seorang yang belum menikah akan selalu ditanya oleh sanak saudaranya. Sehingga tercipta suasana tidak nyaman pada lingkungan keluarga. Di lingkungan pertemanan, seorang yang belum menikah akan sulit menemukan teman “ngopi”. Karena banyak teman yang sudah menikah, susah untuk diajak “ngopi”. Dan ada perasaan “sungkan” u

Maido Instagram

Hai dulur. Bagaimana kabarmu hari ini? Apakah semua masih bahagia? Atau hanya pura-pura bahagia? Hehe. Maaf jika aku sedang berpikir bawa semua yang terlihat dari luar hanya pura-pura bahagia. Mengapa aku menyebut demikian? Karena masih adanya Instagram sebagai media kepura-puraan. Semua terlihat bahagia disana. Foto jalan-jalan. Foto muka dengan senyum-senyum dusta(karena kebanyakan memakai filter..hehe). Oh tidak hanya foto, sekarang Instagram juga ada video. Video tentang semua kebahagiaan. Oke, mungkin pernyataanku tersebut hanyalah bualan keirian semata. Ya memang aku iri dengan mereka semua. Aku ingin seperti mereka. Aku ingin bahagia seperti mereka. Namun semakin ingin seperti mereka, hidup ini semakin hambar rasanya. Seperti hidup ini hanya untuk memenuhi keinginan khalayak umum. Hidup ini serasa seperti hanya untuk mendapatkan “like” dari orang lain. Padahal menurutku hidup ini ya harus hidup. Untuk terlihat bahagia ya harus membahagiakan dirinya dahulu. Pribadi yang cukup a